Rabu, 16 April 2014

KESEHATAN MENTAL : Tulisan Pertemuan 2

Pengalaman Stres
Pengalaman stres yang sangat berkesan bagi saya waktu tahun 2012, pertengahan bulan April. ketika mama saya kondisinya semakin drop, mama saya memang ada penyakit diabetes,pada waktu itu gula darah mama saya tinggi sekali sampai harus seminggu sekali kontrol ke dokter . tengah malam setelah minum obat  keringet mama saya keluar banyak sampai harus ganti baju berkali-kali karena basah semua,  pikiran keluarga kami mungkin karena efek obatnya tapi sudah 2 hari berturut-turut mama saya begitu terus , keluar keringet banyak ditambah buang air besar terus, dan mama saya jadi tidak nafsu makan sampai berat badannya turun. Disitu saya khawatir sekali dengan kondisi mama setiap malam saya tidak bisa tidur nyeyak karena sedih melihat kondisi mama saya.
Pada keesokan harinya saya bersama ayah saya memutuskan untuk kedokter menanyakan kondisi mama saya dengan membawa hasil tes gula darah dan tensi , dengan terpaksa saya dan ayah saya meninggalkan mama saya dirumah sendirian karena kakak saya yang kedua sedang kerja dan tidak mungkin kalau di telpon suruh pulang karena kantornya juga jauh. Sedangkan kakak saya yang pertama kerja di Kalimantan. Diperjalanan menuju dokter perasaan saya tidak enak, gelisah, dan ternyata benar sekali sesampainya didokter, dokter bilang kalau mama saya segera harus di rujuk ke Rumah Sakit karena kekurangan cairan.  Setelah dengar itu hati saya seperti dipukul-pukul, sangat terpukul sekali mendengar mama saya harus masuk kerumah sakit, karena saya sering berpikiran kalau orang yang masuk rumah sakit pasti sakitnya udah parah banget. Setelah dapat surat rujukan keRumah Sakit yang dekat dengan rumah saya, saya dan ayah saya langsung menuju rumah sakit tempat mama saya yang akan dirawat untuk memesaan kamar terlebih dahulu. Sesudah memesan kamar saya menghubungi kedua kakak saya untuk memberitahu kalau mama masuk rumah sakit. Kakak saya yang kedua langsung buru-buru pulang dan ketemuan langsung dirumah sakit , dan kakak saya yang pertama terdengar kaget dan sedih sekali mendengar mama masuk rumah sakit.
Sesudah itu saya dan ayah saya pulang kerumah untuk menjemput mama saya, pas tiba dirumah saya melihat mama saya dan saya ingin sekali menangis tapi saya tahan supaya tidak membuat mama saya cemas, dan saya bilang ke mama saya kalau mama harus dirawat dirumah sakit.  Lalu saya langsung merapikan keperluan-keperluan mama saya yang untuk dibawa selama dirumah sakit. Disitu mama saya menanyakan “emang mama sakit apa ko sampe dirawat dirumah sakit ?” , saya Cuma mengatakan “gak papa ko ma , biar istirahatnya mama lebih terkontrol aja”.
Setibanya dirumah sakit mama saya langsung dibawa oleh suster keruang UGD , saya disuruh tunggu diluar sambil menunggu kakak saya yang masih dalam perjalanan kerumah sakit. Ayah saya menemani mama saya di ruang UGD. Diruang tunggu perasaan saya cemas, panik  dan takut akan keadaan mama saya ,Beberapa saat kemudian tiba kakak saya dirumah sakit dia pun langsung panik menanyakan keadaan mama saya. Kemudian ayah saya keluar dan  saya gantian masuk untuk melihat kondisi mama saya, saya melihat mama saya tangannya lagi diambil darahnya untuk di tes laboratorium , lalu suster bilang ,” mamanya kekurangan cairan jadi susah darahnya untuk keluar, sampai beberapa kali tangan mama saya ditusuk jarum untuk mendapatkan darah yang diperlukan.” Disitu saya tidak tega sekali melihat mama saya , dan benar-benar sudah tidak kuat untuk menahan tangis , saya langsung keluar supaya tidak terlihat mama saya kalau saya nangis. Saya benar-benar merasa terpukul sekali dan benar-benar membuat saya stres melihat kondisi mama saya saat itu.

Cara mengatasi stres saya pada saat itu , saya terus-menerus berdoa untuk kesembuhan mama saya, menyuapi dan menemani mama saya selama dirumah sakit supaya mengetahui gimana perkembangan mama saya. Tak hanya itu saya dikuatkan oleh teman-teman saya , teman-teman saya menjenguk mama saya dan menghibur saya dengan mengajak bercanda. Dengan kedatangan teman-teman saya , saya cukup terhibur.


Contoh Kasus
Stres dan Patah Hati, Mahasiswa Gantung Diri
TEMPO.CO, Jakarta -Kasus bunuh diri karena putus cinta kembali terjadi. Kali ini dilakukan Adiguna Yuwono alias Guna, seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Guna ditemukan telah tewas tergantung di rumahnya yang beralamat di Prima Nota Blok S No.18 RT 004/08, Perum BCS, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara.

"Korban ditemukan tadi pagi, Pukul 07.30, di kamarnya di lantai dua," ujar Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Kelapa Gading Ajun Komisaris Tasman, Senin, 19 November 2012.

Tasman mengatakan, korban ditemukan gantung diri saat ibunya, Rika, mengecek kenapa Guna tak kunjung turun untuk sarapan. Saat diintip dari lubang kunci, ternyata ia sudah gantung diri di teralis jendela.

"Korban gantung diri di teralis dengan tali tas warna hitam.”

Tasman menambahkan, hingga saat ini, dugaan penyebab bunuh diri adalah masalah asmara. Berdasarkan keterangan yang diterima dari pihak keluarga, sejak berpisah dengan pacarnya, korban kehilangan semangat dan menjadi pendiam.

Seorang yang mengenal Guna, tapi tidak mau disebutkan namanya, bahkan mengungkapkan kalau teman-teman Guna pernah datang menjenguk. "Anaknya sendiri juga lagi ada masalah lain seperti papanya yang sakit keras dan tekanan skripsi," ujarnya.


Pendapat :
Menurut pendapat saya seharusnya dia jangan berpikir yang pendek dulu , masih banyak temen-temennya dia yang bisa diajak sharing dan membantu masalahnya , jangan cuma gara-gara putus cinta dia berpikir pendek jadi bunuh diri gitu. siapa tau setelah dia putus dia bisa dapet yg lebih baik. Seperti kata pepatah “mati 1 tumbuh 1000”. Semua masalah pasti akan ada jalan keluar kalau kita mau berusaha, bersabar dan tetap berdoa. Semangat yang kita dapatkan bukan saja dari pacar, melainkan bisa dari orang tua atau teman-teman terdekat. kalau dia masih belum terima putus sama pacarnya dia bisa menyibukan diri supaya dia tidak memikirkan pacarnya itu dengan cara membantu ibunya untuk merawat bapaknya yang sedang sakit keras atau mecari-cari bahan untuk skripsinya supaya cepat selesai masa studinya dan bisa membahagiakan kedua orangtuanya.. Berpikir hal yang positif dan berdoa pasti ada jalan keluar yang terbaik bukan dengan cara bunuh diri itu, karena masih banyak cita-cita yang harus dia raih di masa depannya.

Daftar Pustaka :

0 Comments:

Post a Comment



Template by:
Free Blog Templates

Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates