Jumat, 25 April 2014
Rabu, 16 April 2014
STRES
A. Arti Penting Stres
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
Menurut
Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan
keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai
kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian
stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi
yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan
dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan
kerja mereka.
Menurut
Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi
stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati
sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan
terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya
dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu
bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau
mambuat aktif organisme.
Sedangkan
menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu
besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Menurut
Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction)
terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis,
seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi
penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga
(exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.
Lazarus
(1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
·
Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi
atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan
stressor.
·
Respon, yaitu stress merupakan suatu
respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang
menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut,
cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
·
Proses, yaitu stress digambarkan sebagai
suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress
melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
B. Tipe-tipe
Stres Psikologis
· - Eustress
Eustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut sebagai eustress, dan secara fisik dan psikologis tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.
Eustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut sebagai eustress, dan secara fisik dan psikologis tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.
· - Distress
Distress, atau apa yang biasa kita sebut sebagai stress, adalah jenis stress yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distress sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan tekanan darah.
Distress, atau apa yang biasa kita sebut sebagai stress, adalah jenis stress yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distress sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan tekanan darah.
Menurut
Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis, yaitu:
1. Tekanan
Tekanan
timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri
individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga
menimbulkan tekanan dalam diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri
individu, misalnya orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan
yang tidak diminati oleh anaknya, anak yang menuntut orang tua untuk dibelikan
semua kemauannya, dan lain-lain.
2. Frustasi
Frustasi
muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal/tujuan. Misalnya
seseorang mengalami kegagalan dalam pekerjaan yang mengakibatkan orang tersebut
harus turun jabatan. Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat beberapa
rintangan/hambatan yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami kegagalan
atau frustasi. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan
usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai,
krisis ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain.
3. Konflik
Konflik
ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,
kebutuhan, aau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk
dipilih, orang tersebut akan mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik
digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach conflict, approach-avoidant
conflict, avoidant-avoidant conflict.
a. Aproach-aproach
conflict (konflik mendekat-mendekat), adalah konflik yang muncul ketika
kita dihadapkan pada dua tujuan yang sama-sama memiliki nilai positif, dan
dalam hal ini kita dapat memilih salah satu dari beberapa pilihan yang kita
suka tanpa adanya beban. Contohnya, memilih makan atau tidur diwaktu sedang
lapar dan ngantuk sekaligus. Konflik jenis ini sebenarnya mudah diatasi, karena
hanya menimbulkan emosi yang rendah.
b. Avoidance-avoidance
conflict( konflik mejauh-menjauh), adalah konflik yang muncul dengan melibatkan
2 hal negatif pada saat yang bersamaan. Contohnya, ada seorang karyawan yang
diberi pilihan oleh atasannya untuk melakukan pekerjaan yang tidak disukainya
atau ia akan kehilangan pendapatan karena berhenti bekerja (keduanya adalah hal
negatif), jika salah satu dipilih maka menimbulkan ketidaksenangan pada hal
lain, yang akhirnya menimbulkan konflik.
c. Approach-avoidance
conflict( konflik mendekat-menjauh), adalah konflik yang terjadi dengan
melibatkan unsur positif dan negatif secara sekaligus. Contohnya, seorang
karyawan yang ingin segera pulang ke rumah untuk beristirahat pada jam
pulang kerja, tetapi disaat yang bersamaan jalanan yang menuju rumah terjadi
kemacetan. Sampai dirumah da segera istirahat adalah hal yang menyenangkan,
tetapi harus berjejal di atas kendaraan dalam kemacetan lalulintas adalah
sesuatu yang menjengkelkan.
4. Kecemasan
Kecemasan
merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/ kegelisahan,
ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan
akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya seorang anak yang sering dimarahi
ibunya, anak tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika ia
melakukan hal yang akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut belum
tentu marah padanya.
C. Symtom
Reducing Respon Terhadap Stres
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan
individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
1. Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2. Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/
reaction formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya
D. Pendekatan
Problem Solving Terhadap Stres
Problem
solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah
dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang
akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik,
1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem
identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan
seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension
untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.
Coping
strategy merupakan koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah
dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping
bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu
menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok
dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak
akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan
menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.
Untuk
mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan berbagai macam koping spontan
dan sederhana. Tidak perlu memerlukan banyak biaya dan waktu yang dikorbankan.
Stres “minor” merupakan stres yang tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap
individu yang merasakannya. Misalnya seperti kecelakaan, mendapat nilai yang
buruk di rapot, telat datang ke kantor, dan lain sebagainya.
Biasanya
jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup parah, peranan obat/medikasi
sangat membantu. Namun terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan di saat stres
juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.
Ada
beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedback adalah suatu teknik untuk
mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk
menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya
sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback kurang efektif untuk
digunakan secara praktis.Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur
istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur
dapat membuat orang jarang mengalami stres.
Relaksasi
dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang stres “minor”. Dengan merasa
rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang
mengalami stres lalu mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu
meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam
dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun
dari semua strategi yang ada, menguah sikap hidup merupakan strategi yang
paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran
negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik dalam menghadapi
stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap masalah yang akan
terus ada dalam hidupnya.
Strategi
koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
·
Peningkatan kesadaran terhadap masalah:
mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang
tengah berlangsung.
·
Pengolahan informasi: suatu pendekatan
dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam.
komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada
untuk memecahkan masalah.
·
Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang
dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan,
meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
·
Resolusi damai: suatu perasaan bahwa
situasi telah berhasil di atasi.
Hubungan Interpersonal
A.
Model-Model Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.
Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
A. Teori
Mengenai Hubungan Interpersonal.
Ada
beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu :
1. Model
Pertukaran Sosial
Model ini memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu interaksi dagang. Orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault
dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran
sosial sebagai berikut :
“asumsi dasar yang
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap imdividu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segala ganjaran dan biaya”
Ganjaran yang dimaksud
adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap
nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang
negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha,
konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang
dapat menimbulkan efek-efek tidak menyenangkan.
2. Model
Peranan
Model peranan
menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap
orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh
masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai peranannya.
3. Model
Interaksional
Model ini memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
struktural. Integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan
mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan
diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan
bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
B. Pembentuk
Kesan dan Ketertarikan Interpersonal
Ellen
Berscheid (Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid & Reis,
1998) memberikan analisisnya mengenai apa yang membuat orang-orang dari
berbagai usia merasa bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau
mendekati tertinggi adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki
hubungan yang positif serta hangat dengan orang lain disekitarnya. Tidak adanyanya
hubungan yang bermakna dengan orang-orang lain akan membuat individu merasa
kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan keterasingan.
Seorang ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron juga menyatakan bahwa motivasi utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression). Penyebab ketertarikan ini awalnya dimulai dari rasa suka hingga rasa cinta yang berkembang menuju hubungan yang lebih erat, hal ini meliputi :
·
aspek kedekatan: proximity
dan propinquity effect (semakin sering kita melihat dan berinteraksi
dengan seseorang, maka semakin besar kemungkinan kita akan bersahabat dengan
orang tersebut)
·
adanya kesamaan : semakin kita mengenal
seseorang tentu saja kita akan banyak mengetahui tentang orang tersebut.
peneliti membagi hal ini dalam dua situasi sosial, closed field
situation(situasi yang mendorong seseorang untuk melakukan interkasi, contoh
dalam perkantoran) dan open field situation (keadaan dimana seseorang bebas
menentukan ingin berinteraksi atau tidak). dalam hubungan percintaan,
biasanya akan ditemukan banyak bentuk kesamaan seperti dalam hal kesamaan opini
, dan kepribadian, minat maupun pengalaman.
·
Kesukaan timbal balik
Kita semua merasa senang disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan ketertarikan, tanpa harus ada kesamaan. Kesukaan timbal-balik kadang terjadi karena self-fulfilling prophecy. Hal ini ditunjukkan dalam eksperimen yang dilakukan oleh Curtis dan Miller (1986) dengan subjek mahasiswa.
·
Ketertarikan akan fisik dan rasa suka.
Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-laki maupun perempuan. Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa dibanding perempuan, laki-laki menilai daya tarik fisik lebih penting. Hasil penelitian meta-analisis (penelitian yang menganalisis lebih lanjut berbagai hasil penelitian yang topiknya sama) yang dilakukan oleh Feingold, 1990) menunjukkan bahwa bila yang diukur sikapnya, dibanding pada perempuan pada umumnya laki-laki menilai penampilan fisik leih penting; bagaimanapun juga bila yang diukur adalah perilaku aktual, antara laki-laki dan perempuan memberikan respon yang sama terhadap daya tarik fisik pihak lain.
C. Intimasi
dan Hubungan Pribadi
Pendapat
beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a. Shadily dan Echols (1990) : intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b. Sullivan (Prager, 1995) : intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c. Steinberg (1993) : berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d.
Levinger & Snoek (Brernstein dkk, 1988) : intimasi merupakan suatu bentuk
hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara
dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada
hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling
mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup,
keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada
tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk menyayangi,
memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal tertentu yang
terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e. Atwater (1983) : intimasi mengarah pada suatu hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Bentuk-bentuk intimasi dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti hubungan persaudaraan, persahabatan hingga percintaan. Berikut penjelasan mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut:
1. Persaudaraan
Hubungan inti ini didasarkan pada hubungan darah.
Hubungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti seperti
dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu di dalamnya terkandung proximity
dan keakraban.
2. Persahabatan
Persahabatan biasanya dialami oleh dua individu yang
didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia. Hubungan dalam
persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara mereka terjalin
interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan psikologis. Indikasi
atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi persahabatan yaitu :
sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan emosi, dan saling
tergantung diantara mereka.
3. Percintaan
Persahabatan antara pria dan wanita bisa
berubah mejadi cinta, ketika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang
potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang
namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara
persahabatan dan cinta.
Daftar
Pustaka :
Siswanto.
(2007). Kesehatan mental; konsep,
cakupan, dan perkembangannya. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Pengalaman Stres
Pengalaman
stres yang sangat berkesan bagi saya waktu tahun 2012, pertengahan bulan April.
ketika mama saya kondisinya semakin drop, mama saya memang ada penyakit
diabetes,pada waktu itu gula darah mama saya tinggi sekali sampai harus
seminggu sekali kontrol ke dokter . tengah malam setelah minum obat keringet mama saya keluar banyak sampai harus
ganti baju berkali-kali karena basah semua,
pikiran keluarga kami mungkin karena efek obatnya tapi sudah 2 hari
berturut-turut mama saya begitu terus , keluar keringet banyak ditambah buang
air besar terus, dan mama saya jadi tidak nafsu makan sampai berat badannya
turun. Disitu saya khawatir sekali dengan kondisi mama setiap malam saya tidak
bisa tidur nyeyak karena sedih melihat kondisi mama saya.
Pada
keesokan harinya saya bersama ayah saya memutuskan untuk kedokter menanyakan kondisi
mama saya dengan membawa hasil tes gula darah dan tensi , dengan terpaksa saya
dan ayah saya meninggalkan mama saya dirumah sendirian karena kakak saya yang
kedua sedang kerja dan tidak mungkin kalau di telpon suruh pulang karena
kantornya juga jauh. Sedangkan kakak saya yang pertama kerja di Kalimantan. Diperjalanan
menuju dokter perasaan saya tidak enak, gelisah, dan ternyata benar sekali
sesampainya didokter, dokter bilang kalau mama saya segera harus di rujuk ke
Rumah Sakit karena kekurangan cairan. Setelah
dengar itu hati saya seperti dipukul-pukul, sangat terpukul sekali mendengar
mama saya harus masuk kerumah sakit, karena saya sering berpikiran kalau orang
yang masuk rumah sakit pasti sakitnya udah parah banget. Setelah dapat surat
rujukan keRumah Sakit yang dekat dengan rumah saya, saya dan ayah saya langsung
menuju rumah sakit tempat mama saya yang akan dirawat untuk memesaan kamar
terlebih dahulu. Sesudah memesan kamar saya menghubungi kedua kakak saya untuk memberitahu
kalau mama masuk rumah sakit. Kakak saya yang kedua langsung buru-buru pulang
dan ketemuan langsung dirumah sakit , dan kakak saya yang pertama terdengar kaget
dan sedih sekali mendengar mama masuk rumah sakit.
Sesudah
itu saya dan ayah saya pulang kerumah untuk menjemput mama saya, pas tiba dirumah
saya melihat mama saya dan saya ingin sekali menangis tapi saya tahan supaya
tidak membuat mama saya cemas, dan saya bilang ke mama saya kalau mama harus
dirawat dirumah sakit. Lalu saya
langsung merapikan keperluan-keperluan mama saya yang untuk dibawa selama
dirumah sakit. Disitu mama saya menanyakan “emang mama sakit apa ko sampe
dirawat dirumah sakit ?” , saya Cuma mengatakan “gak papa ko ma , biar
istirahatnya mama lebih terkontrol aja”.
Setibanya
dirumah sakit mama saya langsung dibawa oleh suster keruang UGD , saya disuruh
tunggu diluar sambil menunggu kakak saya yang masih dalam perjalanan kerumah
sakit. Ayah saya menemani mama saya di ruang UGD. Diruang tunggu perasaan saya
cemas, panik dan takut akan keadaan mama
saya ,Beberapa saat kemudian tiba kakak saya dirumah sakit dia pun langsung panik
menanyakan keadaan mama saya. Kemudian ayah saya keluar dan saya gantian masuk untuk melihat kondisi mama saya,
saya melihat mama saya tangannya lagi diambil darahnya untuk di tes
laboratorium , lalu suster bilang ,” mamanya kekurangan cairan jadi susah darahnya
untuk keluar, sampai beberapa kali tangan mama saya ditusuk jarum untuk
mendapatkan darah yang diperlukan.” Disitu saya tidak tega sekali melihat mama
saya , dan benar-benar sudah tidak kuat untuk menahan tangis , saya langsung
keluar supaya tidak terlihat mama saya kalau saya nangis. Saya benar-benar
merasa terpukul sekali dan benar-benar membuat saya stres melihat kondisi mama
saya saat itu.
Cara
mengatasi stres saya pada saat itu , saya terus-menerus berdoa untuk kesembuhan
mama saya, menyuapi dan menemani mama saya selama dirumah sakit supaya
mengetahui gimana perkembangan mama saya. Tak hanya itu saya dikuatkan oleh
teman-teman saya , teman-teman saya menjenguk mama saya dan menghibur saya
dengan mengajak bercanda. Dengan kedatangan teman-teman saya , saya cukup
terhibur.
Contoh Kasus
"Korban ditemukan tadi pagi, Pukul 07.30, di kamarnya di lantai dua," ujar Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Kelapa Gading Ajun Komisaris Tasman, Senin, 19 November 2012.
Tasman mengatakan, korban ditemukan gantung diri saat ibunya, Rika, mengecek kenapa Guna tak kunjung turun untuk sarapan. Saat diintip dari lubang kunci, ternyata ia sudah gantung diri di teralis jendela.
"Korban gantung diri di teralis dengan tali tas warna hitam.”
Tasman menambahkan, hingga saat ini, dugaan penyebab bunuh diri adalah masalah asmara. Berdasarkan keterangan yang diterima dari pihak keluarga, sejak berpisah dengan pacarnya, korban kehilangan semangat dan menjadi pendiam.
Seorang yang mengenal Guna, tapi tidak mau disebutkan namanya, bahkan mengungkapkan kalau teman-teman Guna pernah datang menjenguk. "Anaknya sendiri juga lagi ada masalah lain seperti papanya yang sakit keras dan tekanan skripsi," ujarnya.
Stres
dan Patah Hati, Mahasiswa Gantung Diri
TEMPO.CO, Jakarta -Kasus
bunuh diri karena putus cinta kembali terjadi. Kali ini dilakukan Adiguna
Yuwono alias Guna, seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Guna ditemukan telah
tewas tergantung di rumahnya yang beralamat di Prima Nota Blok S No.18 RT 004/08,
Perum BCS, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara.
"Korban ditemukan tadi pagi, Pukul 07.30, di kamarnya di lantai dua," ujar Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Kelapa Gading Ajun Komisaris Tasman, Senin, 19 November 2012.
Tasman mengatakan, korban ditemukan gantung diri saat ibunya, Rika, mengecek kenapa Guna tak kunjung turun untuk sarapan. Saat diintip dari lubang kunci, ternyata ia sudah gantung diri di teralis jendela.
"Korban gantung diri di teralis dengan tali tas warna hitam.”
Tasman menambahkan, hingga saat ini, dugaan penyebab bunuh diri adalah masalah asmara. Berdasarkan keterangan yang diterima dari pihak keluarga, sejak berpisah dengan pacarnya, korban kehilangan semangat dan menjadi pendiam.
Seorang yang mengenal Guna, tapi tidak mau disebutkan namanya, bahkan mengungkapkan kalau teman-teman Guna pernah datang menjenguk. "Anaknya sendiri juga lagi ada masalah lain seperti papanya yang sakit keras dan tekanan skripsi," ujarnya.
Pendapat
:
Menurut
pendapat saya seharusnya dia jangan berpikir yang pendek dulu , masih banyak
temen-temennya dia yang bisa diajak sharing dan membantu masalahnya , jangan
cuma gara-gara putus cinta dia berpikir pendek jadi bunuh diri gitu. siapa tau
setelah dia putus dia bisa dapet yg lebih baik. Seperti kata pepatah “mati 1
tumbuh 1000”. Semua masalah pasti akan ada jalan keluar kalau kita mau
berusaha, bersabar dan tetap berdoa. Semangat yang kita dapatkan bukan saja
dari pacar, melainkan bisa dari orang tua atau teman-teman terdekat. kalau dia
masih belum terima putus sama pacarnya dia bisa menyibukan diri supaya dia
tidak memikirkan pacarnya itu dengan cara membantu ibunya untuk merawat
bapaknya yang sedang sakit keras atau mecari-cari bahan untuk skripsinya supaya
cepat selesai masa studinya dan bisa membahagiakan kedua orangtuanya.. Berpikir
hal yang positif dan berdoa pasti ada jalan keluar yang terbaik bukan dengan
cara bunuh diri itu, karena masih banyak cita-cita yang harus dia raih di masa
depannya.
Daftar
Pustaka :
;;
Subscribe to:
Komentar (Atom)



