Selasa, 01 Desember 2015
Cita-cita
adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya. Cita-cita itu
merupakan tujuan hidup seseorang. Cita-cita setiap individu itu berbeda-beda,
dari kecilpun kita pasti sudah mempunyai cita-cita dan seiring perkembangannya
usia pasti cita-cita kita semakin tinggi, untuk menggapai atau mewujudkan cita-cita
kita harus fokus, bersemangat dan jangan menyerah seperti kata mutiara yang
sering kita dengar “kejarlah cita-citamu setinggi langit” jadi walaupun banyak
rintangan yang dihadapi kita harus tetep maju dan bangkit untuk menggapai
cita-cita inginkan.
Cita-cita
saya setelah lulus kuliah sebagai sarjana psikologi saya ingin bekerja di salah
satu perusahaan pada bagian HRD karena saya berminat dalam pelajaran Psikologi
Industri dan Organisasi (PIO). HRD (Human
Resources Development) adalah suatu bagian yang menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, dan tenaga kerja lainnya untuk menunjang
aktivitas perusagaab demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
salah satu tugas-tugas HRD adalah recruitment,
seleksi tenaga kerja, pengembangan dan evaluassi karyawan.
Saya
sangat kagum pada salah satu dosen saya yang pernah menjadi pembicara pada saat
seminar yaitu ibu Klara , karena perjalanan hidup beliau sangat menginspirasi, beliau
mulai merintis karirnya mulai dari nol hingga sekarang beliau bisa sukses. Motto
beliau adalah “jadilah orang yang direkomendasikan”.
Senin, 02 November 2015
Pengertian sistem informasi
Turban, McLean,
dan Wetherbe (1999) sistem informasi adalah sebuah sistem informasi yang
mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan menganalisis dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
Bodnar dan
HopWood (1993) sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan lunak yang
dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Alter (1992)
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalah sebuah
perusahaan.
Komponen-komponen sistem informasi
yaitu :
a.
Hardware (perangkat
keras)
b. Software
(perangkat lunak)
c. Prosedur
: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data untuk menghasilkan
output
d. Basisdata
: suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga
memudahkan proses pencarian informasi
e. Jaringan
komputer dan komunikasi data
f.
Brainware
Sistem informasi
memiliki banyak peranan dalam suatu organisasi/institusi/ perusahaan
diantaranya adalah turut serta dalam pelaksanaan tugas rutin, mengkaitkan
perencanaan, pengerjaan dan pengendalian dalam sistem, mengkoordinasikan
subsitem-subsisten, dan mengintefrasikan subsistem-subsistem yang ada.
Pengertian
psikologi
Psikologi
berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dari
kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara
harafiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa.
Menurut
Muhibbin Syah (2001) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok
dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku
yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk dan berjalan,
sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, dan
berperasaan.
Pengertian
sistem informasi psikologi
Sistem informasi
psikologi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mendapatkan
informasi-informasi yang berhubungan dengan psikologis, penggunaan sistem
informasi dalam psikologi dimungkinkan karena banyak hal dalam dunia psikologi
yang dikelola dengan sentuhan komputerisasi. Misalnya penggunaan tes psikologi
secara virtual. Penggunaan teknologi eye-tracking
dan yang terbaru adalah teknologi virtual reality
yang memungkinkan seseorang untuk mengurangi bahkan menyembuhkan gangguan
psikologis seperti ADHD, PTSD (Post
Traumatic Stres Disorder) dan beragam fobia. Sistem informasi psikologi
juga dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari
tentang hubungan antara ilmu psikologi dengan computer dan aplikasinya dalam
bidang psikologi. Cara penggunaan alat tes psikologi online pun juga tidak
sulit bahkan hampir semua kalangan bisa menggunakannya. Adapun beberapa contoh
alat tes psikologi secara online yaitu :
Contoh :
1. Tes
Rorschach secara online. Dalam Tes Rorschach subjek diminta untuk menulis atau
menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta (inkblot). http://www.theinkblot.com/
2. Tes
kemampuan mengenal wajah, jadi kita dapat mengetahui karakter diri kita dengan
hanya melihat dari wajah kita. http://www.faceblind.org/facetests/index.php
3. Tes
IQ adalah alat ukur kecerdasan yang hasilnya berupa skor, dan sering dilihat
sebagai acuan kecerdasan seseorang. http://www.iq-test.cc/
4. Tes
MBTI merupakan sebua metode pengukuran berbentuk kuisioner yang digunakan untuk
membaca kepribadian seseorang, khususnya untuk memahami bagaimana seseorang
menilai sesuatu dan membuat keputusan. http://www.si-pedia.com/2014/03/tes-kepribadian-mbti-online-gratis-bahasa-indonesia.html
Daftar Pustaka
Ahmadi,
Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi pendidikan
dengan pendekatan baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Pratiwi, Cory Dita. (2015). Sistem Informasi Psikologi. Tersedia http://dokumen.tips/documents/paper-sippengantar-sistem-informasi-psikologi.html,
diakses pada tanggal 24 Oktober 2015
Jumat, 09 Oktober 2015
Sistem Informasi dan Penerapannya di Bidang Kesehatan (Rumah Sakit)
0 komentar Diposting oleh Unknown di 02.08
Sistem
informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen digunakan
merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Sedangkan
sitem informasi kesehatan (SIK) atau sistem informasi rumah sakit (SIRS)
merupakan sebuah sarana penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat, sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang bahkan dipuskesmas
atau rumah sakit kecil sekalipun, bukan hanya data namun juga informasi yang
lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya system informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
Penyelenggaraan
SIRS bertujuan untuk :
·
Merumuskan kebijakan di bidang
perumahsakitan
·
Menyajikan informasi rumah sakit secara
nasional
·
Melakukan pemantauan, pengendalian, dan
evaluasi penyelenggaraan rumah sakit secara nasional.
Manfaat
Sistem Informasi dibidang kesehatan (Rumah Sakit) :
·
Dapat memantau perkembangan rumah sakit
secara akurat
·
Dapat meningkatkan pelayanan dibidang
kesehatan kepada masyarakat secara akurat
· Rumah sakit tersebut dapat terpantau
secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau dalam negeri sehingga
mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta
mempermudah akses jika ingin memberikan dana.
· Dapat menyimpan data base rumah sakit
mulai dari pasien, karyawan yang terdiri dari data rumah sakit, data
administrasi, data aset rumah sakit, dll.
·
Dapat menghasilkan pelaporan keuangan
rumah sakit yang dapat dipertanggungjawabkan.
SRIS merupakan aplikasi sistem pelaporan
rumah sakit kepada Kementrian Kesehatan yang meliputi :
·
Data identitas rumah sakit
·
Data ketenagaan yang bekerja di rumah
sakit
·
Data rejapitulasi kegiatan pelayanan
kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap
·
Data kompilasi penyakit/morbiditas
pasien rawat jalan
Penerapan Sistem Informasi
Kesehatan (Rumah Sakit) :
· Untuk dapat menggunakan aplikasi SIRS
ONLINE, setiap rumah sakit wajib melakukan registrasi pada Kementrian
Kesehatan.
· Registrasi digunakan untuk pencatatan
data dasar rumah sakit pada Kementrian Kesehatan untuk mendapatkan Nomor
Identitas Rumah Sakit yang berlaku secara Nasional.
·
Registrasi dilakukan secara online pada
situs resmi Direktorat Bina Upaya Kesehatan.
Daftar Pustaka :
Anonim. (2015).
Sistem Informasi Rumah Sakit. Diakses pada tanggal 27 September 2015, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_rumah_sakit.
Jagawana. (2009).
Sistem Informasi. Diakses pada tanggal 27 September 2015, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi.
Nurhotimah.
(2012). Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Keperawatan. Diakses pada
tanggal 27 September 2015, dari http://nurhotimah18.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-sistem-informasi-kesehatan.html.
Minggu, 05 Juli 2015
Nama
kelompok
- Aini
Putri H. (10512501)
- Diella
Putri P. (12512085)
- Dinar
Ajeng P. (12512172)
- Nunik
Rahmatika S. (15512435)
- Prestila
Juli A. (15512705)
- Rheza
Putri P. (16512234)
Kelas
: 3PA09
Carilah 1 contoh kasus nyata, yang
dikutip dari sumber ilmiah (jurnal, artikel penelitian), yang menggambarkan
bahwa proses therapeutik dapat bekerja secara tepat dalam membantu proses
pemulihan psikologis klien.
“Hubungan
Komunikasi Teurapetik Bidan dengan Kecemasan Ibu Bersalin di Ruang Kebidanan
dan Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie”
- Gangguan
apa yang terjadi pada klien
Kecemasan pada ibu saat menghadapi
proses persalinan yang ditandai dengan tegang, bingung, sering bertanya kepada
petugas tentang perkembangan kemajuan persalinan, perasaan tidak menentu,
gelisah, gampang menangis, dan lain sebagainya.
- Metode
Therapeutik apa yang digunakan ?
Metode komunikasi Therapeutik
(meningkatkan hubungan interpersonal). Dimana cara untuk mengurangi kecemasan
antara lain: memberikan informasi untuk mengetahui ketakutan yang jelas,
membuat hubungan kerja sama dengan pendamping, menjadi pendengar yang baik,
menunjukkan sikap simpatik, membantu dan komunikatif terhadap ibu yang akan
bersalin.
- Apa
saja peran dari orang-orang rela merawat, dalam melakukan therapeutik ?
Peran dukungan dari keluarga dapat
membantu mengurangi kecemasan saat proses persalinan dan bidan juga memiliki
peranan yang penting dalam memberikan informasi dan penjelasan terhadap
pertanyaan dan keluhan ibu, bidan juga memberikan bimbingan maupun arahan pada
ibu sebelum menghadapi proses persalinan.
- Hambatan
apa yang terjadi dalam melakukannya ?
Hambatan yang terjadi yaitu tingkat
kecemasan ibu yang berbeda-beda, sehingga dalam melakukan proses therapeutik
juga berbeda.
- Dampak
apa saja yang menandakan bahwa klien mengalami pemulihan?
Setelah pelaksanaan komunikasi therapeutik
84,5% ibu nifas tingkat kecemasannya menjadi menjadi ringan dan hanya 5,4%
tingkat kecemasannya menjadi sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa
komunikasi therapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan
kecemasan klien.
Daftar
Pustaka :
Yusnita, R.
(2012). Hubungan komunikasi therapeutic bidan dengan kecemasan ibu bersalin di
ruang kebidanan dan bersalin rumah sakit umum daerah kabupaten pidie. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Banda Aceh. http://ejournal.uui.ac.id/jurnal/RITA_YUSNITA-54k-jurnal_rita_yusnita_2.pdf
Selasa, 05 Mei 2015
Pengertian Terapi
Keluarga
Menurut
Kartini Kartono dan Gulo (1987) dalam Kamus Psikologi, Family Therapy (terapi keluarga) adalah suatu bentuk terapi
kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota
keluarganya, oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha
penyembuhan. Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola
interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga
(Somaryato & Astutik, 2013). Sedangkan menurut Roberts & Greene, 2008)
terapi keluarga adalah bentuk terapi relasi (a relationship form of therapy) dan terapi ini sering dipraktikkan
dalam suatu kerangka system, model-model keluarga memandang masalah-masalah
individual dalam kaitan dengan orang lain dalam keluarga dan bekerja dengan
anggota-anggota keluarga untuk mengubah pola-pola keluarga yang disfungsional.
Berdasarkan
pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi keluarga adalah
suatu bentuk terapi dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien
dengan anggota keluarganya yang bertujuan untuk mengubah pola-pola keluarga
yang disfungsional sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga.
Cara melalukan Terapi Keluarga
:
1.Pemeragaan : Memperagakan ketika masalah
itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar,
maka terapis membujuk mereka untuk berbicara setelah itu terapis memberikan
saran-sarannya dan bisa disebut dengan psikodrama. Komunikasi dalam keluarga
paling penting.
2. Homework
:
Mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya
3. Family
Sculpting : Cara untuk mendekatkan diri dengan anggota
keluarga yang lain dengan cara nonverbal
4. Genograms
:
Sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi
tentang keluarga. Genogram adalah sebuah diagram tersetuktur dari system
hubungan tiga generasi keluarga. Diagram ini sebagai roadmap dari system
hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk grafik.
Manfaat Terapi Keluarga
1.Memperbaiki hubungan interpersonal
pasien dengan tiap anggota keluarga
2. Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga
sehingga peran masing-masing anggota lebih baik
3. Keluarga mampu meningkatkan
pengertiannya terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima dan lebih
menghargai pasien
Kasus-Kasus yang
diselesaikan dalam Terapi Keluarga
1. Krisis keluarga yang mempengaruhi
seluruh anggota keluarga
2. Ketidakharmonisan seksual perkawinan
3. Konflik keluarga dalam hal norma atau
keturunan
Cari dan Rangkum Satu
Contoh yang Menggambarkan Terapi Keluarga
Anna
Thompson adalah seorang anak Amerika-Afrika berusia 10 tahun. Ana mendatangi
dokter karena diminta oleh ibunya, Mrs. Thompson, yang memergoki Anna sedang
melukai pergelangan tangannya dengan pisau. Dokter mengatakan bahwa Anna tidak
mengalami luka serius dan merekomendasikannya pergi ke psikiatri rumah sakit
untuk mendapat evaluasi. Mendapati anaknya mengalami gangguan perasaan, yakni
depresi, Mrs. Thompson menyetujui untuk mengikuti tritmen jangka pendek. Hari
berikutnya psikiatris melakukan proses wawancara dengan Anna mengenai gangguan
perasaannya.
Pada
awalnya, Anna ragu-ragu untuk bercerita dan merasa marah kepada ibunya karena
memintanya untuk melakukan ini. Anna bercerita bahwa ia baru saja pindah ke
sekolah baru mengikuti ibunya yang bercerai. Di sekolah baru, Anna merasa bahwa
ia tidak disukai temannya. Ia kecewa adanya diskriminasi sehingga ia hanya
dapat membangun hubungan baik dengan sedikit teman. Teman-teman menghina
dirinya karena ia memiliki tubuh yang gendut. Di sekolah, ia selalu makan siang
sendirian.
Selama
13 bulan terakhir Anna mengalami masa sulit. Orang tuanya berkonflik hingga
akhirnya bercerai. Ibunya kemudian membawanya pindah, memisahkan dirinya dengan
ayah dan adik laki-lakinya yang berusia 6 tahun. Peristiwa ini membuatnya
trauma karena Anna sangat dekat dengan ayah dan adiknya namun sekarang ia tidak
diperbolehkan untuk menghubungi mereka. Anna mengeluh bahwa ia merasa kesepian
karena ibunya terlalu sibuk bekerja dan di sekolah ia tidak punya teman.
Saat
Anna melukai dirinya, Anna bercerita kepada psikiatris bahwa ia sedang merasa
sedih dan bertanya-tanya bagaimana jika ia berniat untuk bunuh diri. Ia
membayangkan bagaimana perasaan keluarganya dan siapa saja yang akan mendatangi
pemakamannya. Anna mengatakan bahwa ia tidak optimis dengan masa depannya dan
menganggap bahwa bunuh diri adalah pilihan terbaik. Akhirnya ia mengambil pisau
dan membuat goresan kecil, kemudian ibunya masuk ke kamarnya. Melihat
pergelangan tangannya berdarah, ibunya berteriak ketakutan. Anna langsung
dibawa ke unit darurat.
Psikiatris
bertanya apakah Anna mempunyai niatan untuk melukai dirinya kembali, Anna
menjawab tidak. Anna menjelaskan bahwa dirinya tidak mau bunuh diri. Anna
berjanji bahwa ia tidak akan melukai dirinya dan akan bercerita kepada
psikiatris jika ada pikiran untuk bunuh diri atau perilaku impulsif lainnya.
Psikiatris kemudian memberi Anna obat sedative ringan.
Psikiatris
mewawancarai ibu Anna, Mrs. Thompson. Mrs. Thompson mengatakan bahwa ia dan
suaminya memiliki banyak perselisihan, khususnya mengenai kebiasaan minum
alkohol dan status sosial ekonomi suaminya. Mrs. Thompson pernah memergogi
suaminya sedang tidur di sebelah Anna di kamar Anna. Mrs. Thompson mencurigai
bahwa Anna telah menjadi korban penganiayaan seksual oleh ayahnya. Namun Anna
menolak, ia mengatakan bahwa ia dan ayahnya tidak melakukan hal tersebut.
Akibatnya, Mrs. Thompson merasa bahwa ia harus membawa Anna pergi. Mrs.
Thompson juga memisahkan Anna dengan adiknya karena merasa bahwa adiknya tidak
pernah patuh. Mrs. Thompson memiliki hubungan yang kurang dekat dengan adik
Anna.
Mrs.
Thompson mengakui bahwa dirinya terlalu sibuk bekerja di kantor dan tidak
memberikan perhatian yang cukup pada Anna.. Anna sudah tidak masuk sekolah 2
minggu dan gagal dalam menjalin hubungan pertemanan. Mrs. Thompson tahu bahwa
Anna memiliki masalah dengan berat badannya, Anna merasa malu dan frustasi.
Mrs. Thompson mengatakan bahwa dirinya sangat shock saat menemukan Anna melukai
dirinya. Kemungkinan bunuh diri tidak pernah terpikirkan oleh Mrs. Thompson.
DAFTAR PUSTAKA
Somaryati & Astutik, Sri (2013).
Family Therapy Dalam Menangani Pola Asuh Orang Tua Yang Salah Pada Anak Slow
Learner. Jurnal Bimbingan dan Konseling
Islam. Vol 03, No 01 (17-35)
http://afiantika.blogspot.com/2014_05_01_archive.html
Roberts, A. R., & Greene, G. J.
(2008). Buku Pintar Pekerja Sosial.
Jakarta:Gunung Mulia
Sabtu, 28 Maret 2015
1.
Buatkan ulasan anda
mengenai :
A. Pendekatan
Psikoanalisa di dalam Psikoterapi
Psikoanalisa
adalah aliran psikologi yang memberi penekanan khusus pada peran
ketidaksadaran. Dua tokohnya yang utama adalah Sigmund Freud yang dikenal
sebagai pendiri psikoanalisa dan Carl Gustav Jung yang dikenal dengan teori
analitisnya. Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek
psikoanalisa mencakup : 1) Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan
pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan penderitaan
manusia; 2) Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak
sadar; 3) Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kepribadian di masa dewasa; 4) Teori psikoanalisa menyediakan kerangka
kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam
mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja
untuk menghindari luapan kecemasan; 5) Pendekatan psikoanalisa telah meberikan cara-cara
mencari keterangan dan ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi,
resistensi-resistensi dan transferensi-transferensi.
Tujuan
terapi psikoanalisa adalah membentuk kembali struktur karakter individual
dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari di dalam diri klien. Proses
terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksi, dibahas,
dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepripadian. Terapi
psikoanalisa menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran
diketahui.
Karakteristik
psikoanalisa adalah terapis atau analis membiarkan dirinya anonim serta hanya
berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya
kepada analis. Proyeksi-proyeksi klien, yang menjadi bahan terapi, ditafsirkan
dan dianalisis. Analis terutama berurusan dengan usaha membantu klien dalam
mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan
personal serta dalam menangani kecemasan secara realistis. Analis terlebih
dahulu harus membangun hubungan kerja dengan klien. Analis memberikan perhatian
khusus pada penolakan-penolakan klien. Sementara yang dilakukan oleh klien
sebagian besar adalah berbicara, yang dilakukan analis adalah mendengarkan dan
berusaha untuk mengetahui kapan dia harus membuat penafsiran-penafsiran yang
layak untuk mempercepat proses penyingkapan hal-hal yang tak disadari.
Psikoanalisa
memperkenalkan kita dengan dunia ketidaksadaran (the unconscious) yang ada dibalik kesadaran (the conscious). Dalam hipnosis, istilah ketidaksadaran memang
jarang digunakan. Banyak literatur lebih cenderung menggunakan bawah-sadar (the subconscious). Antara tahun 1885 dan
1905, freud mencoba menggunakan hipnosis sebagai sarana terapeutik untuk
regresi dan katarsis. Tidak puas dengan teknik ini, ia lalu mengembangkan
teknik lain yang hingga saat ini dikenal dengan nama asosiasi bebas. Freud
menyarankan perlunya mengkombinasikan teknik-teknik psikoanalisa dengan hipnosis
untuk membuat terapi menjadi lebih singkat dan efektif. Ide ini kemudian
direalisasikan oleh beberapa psikoterapis dan menghasilkan teknik terapeutik
yang dikenal dengan nama hipnoanalisis. Freud menambahkan bahwa diantara
kesadaran dan ketidaksadaran ada wilayah yang disebut prasadar (the preconscious/ the foreconscious)
yang berisi ingatan-ingatan yang sewaktu-waktu masih bisa diangkat ke
kesadaran, seperti nomer telepon atau alamat rumah.
Ketidaksadaran
berisi insting dan pengalaman traumatis yang direpresi. Aktivitas isi-isi
ketidaksadaran potensial menimbulkan kecemasan. Kecemasan itu sendiri potensial
menimbulkan gangguan mental yang disebut neurosis.
Agar terhindar dari gangguan ini, setiap orang mengembangkan mekanisme
pertahanan (defense-mechanism). Ada
begitu banyak mekanisme pertahanan yang dikemukakan Freud. Cukup diingat bahwa
semuanya dilakukan untuk mengatasi kecemasan.
Mengenai
proses terapeutik, freud mengajukan konsep transferensi dalam melihat hubungan
antara terapis dan klien. Dalam sesi terapi, pasti ada muatan-muatan emosional
yang terjalin antara terapis dan klien. Hubungan ini memang diperlukan untuk
menjalin rasa kepercayaan. Dengan kepercayaan itu, klien akan lebih leluasa
mengekspresikan diri.
Baik
Freud maupun Jung sepakat bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang bisa
membuat akur kesadaran dan ketidaksadarannya. Caranya dengan mengangkat isi-isi
ketidaksadaran ke kesadaran.
B. Pendekatan
Psikologi Belajar di dalam Psikoterapi
Para
pengikut aliran ini menganggap perilaku manusia sebagai hasil belajar. Banyak
teori pembelajaran yang berkembang dalam psikologi berasal dari para pemikir
dalam aliran behaviorisme. Behavorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang
tingkah laku manusian. Terapi tingkah laku adalah penerapan aneka ragam teknik
dan prosedur yang berakar pada berbagai teori belajar. terapi ini menyertakan
penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku
ke arah cara-cara yang lebih adaptif. Berdasarkan teori belajar, modifikasi
tingkah laku dan terapi tingkah laku adalah pendekatan-pendekatan terhadap
konseling dan psikoterapi yang berurusan dengan pengubahan tingkah laku. Terapi
tingkah laku berbeda dengan sebagian besar pendekatan terapi lainnya, ditandai
oleh: 1) pemusatan perhatian kepada tingkah laku yang tampak dan spesifik, 2)
kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment,
3) perumusan prosedur treatment yang
spesifik yang sesuai dengan masalah, dan 4) penafsiran objektif atas
hasil-hasil terapi. Terapi tingkah laku tidak berlandaskan sekumpulan konsep
yang sistematik, juga tidak berakar pada suatu teori yang dikembangkan dengan
baik. Sekalipun memiliki banyak teknik, terapi tingkah laku hanya memiliki
sedikit konsep. Terapi ini merupakan suatu pendekatan induktif yang
berlandaskan eksperimen-eksperimen dan menerapkan metode eksperimental pada
proses terapeutik.
Tujuan-tujuan
konseling dan psikoterapi menduduki suatu tempat yang sangat penting dalam
terapi tingkah laku. Klien menyeleksi tujuan-tujuan terapi yang secara spesifik
ditentukan pada permulaan proses terapeutik. Tujuan umum terapi tingkah laku
adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya
ialah bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari (learned), termasuk tingkah laku yang maladaptif. Jika tingkah laku
neurotik learned, maka ia bisa unlearned (dihapus dari ingatan), dan
tingkah laku yang lebih efektif bisa diperoleh. Terapi tingkah laku pada
hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan
pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang didalamnya terdapat respon-respon
yang layak. Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam
pemberan treatment, yakni terapis
menerapkan oengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia,
para kliennya. Terapis tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru,
pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam
menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah
laku yang baru dan adjustive.
Diantara
banyak pemikiran dalam behaviorisme,
pengondisian klasik dari Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) dan pengondisian
operan dari Burrhus Frederick Skinner (1904-1990). Pemikiran kedua tokoh ini
akan membantu dalam memahami proses induksi (proses mengantar klien sampai pada
tidur hipnotik) dan sugesti posthipnotik (sugesti yang diberikan selama trans).
-
Pengondisian Klasik
Pengondisian
klasik kadang-kadang juga disebut pengondisian responden atau belajar
asosiasional. Pengondisian disini bisa diartikan sebagai pembiasaan.
Prinsip-prinsip pengondisian klasik sering kali didasarkan pada penelitian
Pavlov tentang refleks di akhir tahun 1800-an. Pavlov membagi refleks menjadi
dua, yaitu refleks bawaan dan refleks terkondisikan. Refleks bawaan adalah
respon yang diberikan tanpa melalui proses belajar seperti terkejut ketika
terkena serangan listrik, sementara refleks terkondisikan adalah respons yang
mucul sebagai hasil belajar.
- Pengondisian Operan
Di
tahun 1930-an, seorang pemikir lain dalam behaviorisme yang bernama Burrhus
Frederick Skinner mengemukakan pemikirannya tentang pengondisian operan yaitu
proses belajar bisa tercapai lewat penguatan (reinforcement). Istilah penguatan seringkali diganti dengan “hadiah
(reward)”. Penguatan atau hadiah
adalah situasi atau stimulus yang menguatkan respons seseorang. Dalam konteks
hipnoterapi, penguatan yang baik akan menimbulkan respons positif yang nantinya
akan bermanfaat untuk mengubah perilaku.
C. Pendekatan
Psikologi Humanistik di dalam Psikoterapi
Psikologi
humanistis berorientasi pada keunikan manusia dan pemahaman yang positif dan
optimistis tentang kepribadian manusia. Seorang terapis dituntut untuk selalu
berkonsentrasi pada sisi sehat manusia, bukan pada sisi sakitnya. Dua tokohnya
yg utama adalah Abraham Harold Maslow dan Carl Ransom Rogers.umumnya banyak
orang mengenal Abraham Maslow lewat teori hierarki kebutuhannya. Hierarki
kebutuhan berarti bahwa terpenuhinya kebutuhan yang lebih rendah akan mendorong
ke pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi. Pandangan Maslow lebih banyak
bernuansa teoritis. Aspek praktis dari pemikiran humanistis ditemui dalam
terapi yang berpusat pada pribadi(person-centered
therapy) yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Menurut Rogers, diri yang ada
dalam setiap manusia dapat dilihat sebagai segitiga. Segi pertama adalah diri
yang sesungguhnya (real self) yaitu
aku seperti apa adanya. Segi kedua adalah diri yang dipersepsikan (perceived self) yaitu aku seperti yang
diinterpretasikan atau dipersepsikan. Segi ketiga adalah diri ideal (ideal self) yaitu diri yang aku
cita-citakan.
Menurut
Rogers, setiap orang punya dorongan untuk memandang dirinya secara positif (positive self-regard), Rogers menekankan
betul pentingnya unconditional positive
regard (penerimaan positif tanpa syarat) dalam proses terapeutik. Klien
harus diterima apa adanya, tanpa syarat (condition)
dan tanpa penilaian.
Dalam
hipnoterapi, ada kecenderungan bagi terapis untuk menerima klien-kliennya
sebelum mendengarkan mereka. Klien yang datang menemui terapis tidak meminta
untuk dinilai, mereka hanya butuh iklim yang nyaman untuk bercerita tentang
pengalaman mereka. Terapis semestinya membantu menciptakan iklim itu lewat
penerimaan klien tanpa prasangka dan prapenilaian. Psikologi humanistis
mengajak kita untuk berfokus pada sisi sehat kepribadiaan manusia dengan
mengembangkan unconditional positive
regard dan empati.baik terapis maupun klien perlu melihat tubuh dengan
kacamata sehat. Penyakit yang dialami tubuh menunjukkan ketidakseimbangan.
Berpikir secara humanistis berarti berpikir tentang cara mengalirkan energi ke
arah yang baik.
D. Pendekatan
Psikologi Kognitif di dalam Psikoterapi
Terapi
kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur,
aktif,direktif dan berjangka waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan
dalam kepribadian misalnya ansietas atau depresi. Terapi ini didasarkan pada
teori bahwa afek (keadaan emosi, perasaan) dan tindakan seseorang, sebagian
besar ditentukan oleh bagaimana seseorang tersebut membentuk dunianya. Orientasi
utama psikologi kognitif adalah bagaimana seseorang berpikir dan merasa disaat
ini. Perilaku adalah efek dari pikiran dan perasaan, untuk itu bisa dimengerti
mengapa terapi-terapi kognitif menekankan perlunya mengubah perilaku yang tidak
sehat dengan mengubah cara klien dalam berpikir dan merasa. Salah satu tokoh
penting yang banyak meneliti proses kognitif adalah Aaron Beck. Menurut Beck,
banyak gangguan psikologis disebabkan oleh pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaan negatif. Pikiran dan perasaan negatf berkembang menjadi
kepercayaan negatif sehingga perlu ditata ulang (direstrukturisasi) dan
ditransformasikan menjadi kepercayaan yang positif. Lingkungan sangat potensial
menyebabkan seseorang mengembangkan kepercayaan negatif dalam melihat berbagai
kejadian. Terapi kognitif dipergunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki
fungsi kognisi yang terhambat yang mendasari aspek kognitifnya yang ada.
Terapis dengan pendekatan kognitif mengajar pasien atau klien agar berpikir
lebih realistik dan sesuai sehingga dengan demikian akan menghilangkan atau
mengurangi gejala yang berkelainan yang ada.
2. Uraikanlah
kasus apa saja yang bisa ditangani dengan pendekatan :
A. Psikodinamik
Seorang
remaja yang mempunyai rasa benci kepada ayahnya karena pengalaman-pengalaman
dimasa kecilnya bersama ayahnya yang sangat keras, suka mengkritik dan tidak
pernah puas sama hasil belajaar yang diperoleh remaja tersebut.
B. Behavioristik
Seorang
anak yang sangat sulit disuruh makan. Si anak ini kalau disuruh makan selalu
saja menolak dengan berbagai macam alasan seperti sudah kenyang, tidak nafsu
makan atau makanannya tidak enak terkadang ia sampai marah-marah sambil
membanting piring saat disuruh makan.
C. Humanistik
Seorang
mahasiswi mengira bahwa dia mulai sangat sayang pada adiknya bertentangan
dengan pikiran itu, karena ternyata dia berkali-kali mengucapkan kata-kata yang
penuh rasa iri kepada adiknya yang sudah mempunyai pacar. Padahal, ini menunjuk
pada suatu pertentangan antara siapa saya ini yang sebenarnya dan seharusnya
menjadi orang yang bagaimana. Mahasiswi mulai menyadari kesenjangan dan
mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya.
Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu mengganjal dalam perasaan
kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri sebagai orang yang tidak
pantas.
D. Kognitif
Seorang
siswa suatu SMA dikota besar, kelas 3 SMA. Program studi IPS, ia tinggal
bersama orang tuanya yang mendukung cita-citanya menjadi seorang guru
akuntansi. Siswa tersebut berharap dapat diterima di Universitas Negeri
dikotanya sendiri. Dia juga berhasil dalam mengikat hati seorang siswi di
SMAnya. Mereka sudah biasa jalan bersama, meskipun siswi tersebut
sembunyi-sembunyi selama mereka berdua jalan bersama. Setelah 1 tahun mereka
saling dekat dan jalan berdua siswi tersebut mengatakan bahwa orang tuanya
telah mengetahui hubungan mereka dan memarahi siswi tersebut bahkan orang
tuanya mengancam ini itu. Siswa itu merasa terpaksa mmutuskan hubungan karena
dia tidak berani melawan orang tua. siswa tersebut merasa depresi dan berfikir
“apa gunanya meneruskan hidup didunia ini? Saya tidak rela dicintai oleh
perempuan lain ataupun mencintai perempuan lain. Hanya perempuan satu ini yang
menjadi idaman saya! Sumber semangat belajar dan pendukung cita-citaku sudah
lenyap!” Ia sudah mempunyai pemikiran-pemikiran yang irasional yaitu ingin
mengakhiri hidupnya karena sudah merasa tidak berguna untuk meneruskan hidup
tanpa pacarnya. Selain itu siswa tersebut telah mencoba menarik diri dari
kehidupannya yang nyata dan berada dalam fantasinya. Siswa tersebut sudah bolos
sekolah satu minggu. Keyakinan ini timbul akibat depresi yang dialaminya.
3. Berikan
pandangan anda mengapa kasus-kasus tersebut anda anggap bisa ditangani oleh
pendekatan :
A. Psikodinamik
Pada
contoh kasus diatas bisa ditangani oleh pendekatan psikodinamik yaitu analisis
dan penafsiran transferensi. Analisis transferensi adalah teknik yang utama
dalam psikodinamik sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa
lampaunya dalam terapi, dan pendekatan ini membuat klien merasa nyaman dan puas
untuk mengikuti pengarahan yang dipaparkan terapis.
B. Behavioristik
Pada
contoh kasus diatas bisa ditangani oleh pendekatan behavioristik yaitu token
economy dimana setiap kali anak mau makan akan diberikan poin, jika poin-poin
tersebut dapat terkumpul banyak maka bisa ditukarkan dengan barang yang disukai
anak tersebut seperti sepeda.
C. Humanistik
Pada
contoh kasus diatas bisa ditangani oleh pendekatan humanistik yaitu Client Centered Therapy dimana
menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang
pribadi yang berfungsi penuh. Terapis perlu mengusahakan agar klien bisa
memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya. Klien mengembangkan
kepura-puraan dan bertopeng sebagai pertahanan terhadap ancaman.
D. Kognitif
Pada
contoh kasus diatas bisa ditangani oleh pendekatan kognitif yaitu Rational Emotive Therapy (RET) untuk
memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta
pandangan klien yang irrasional menjadi rasional dan logis agar klien dapat
mengembangkan dirinya dan mencapai realisasi diri yang optimal. Dalam
penerapannya RET dapat menghilangkan gangguan seperti benci, rasa takut, rasa
bersalah, cemas, marah, sebagai akibat berfikir yang irrasional dan melatih
serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan
membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai dan kemampuan diri klien tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung:PT
Refika Aditama
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi.Jakarta:Gunung
Mulia
Kahija, YF La. 2007. Hipnoterapi : Prinsip-Prinsip Dasar Praktik
Psikoterapi. Jakarta:PT Gramedia Pusaka Utama
;;
Subscribe to:
Komentar (Atom)







