Jumat, 07 November 2014

PSIKOLOGI MANAJEMEN TUGAS 2

1.        Teori-teori Motivasi
A.       Teori Motivasi Isi
1)   Teori tata tingkat kebutuhan
Teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow mungkin merupakan teori motivasi kerja yang paling luas dikenal. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Proses berkeinginan secara nonstop memotivasi kita sejak lahir sampai meninggal. Maslow selanjutnya mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan faali (fisiologikal), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
a.     Kebutuhan fisiologikal (faali). Kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan kita, seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan akan udara segar (oksigen). Kebutuhan fisiologikal merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan dasar, yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka individu akan berhenti eksistensinya.
b.  Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. Dalam pekerjaan, kita jumpai kebutuhan ini dalam bentuk ‘rasa asing’ sewaktu menjadi tenaga kerja baru atau sewaktu pindah ke kota baru.
c.    Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki (belonging). Setiap orang ingin menjadi anggota kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih. Dalam pekerjaan kita jumpai kelompok informal yang merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sosial tenaga kerja.
d.      Kebutuhan harga diri (esteem needs). Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis :
-     Yang mencakup faktor-faktor intenal, seperti kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi.
-   Yang mencakup faktor-faktor eksternal kebutuhan untuk menyangkut reputasi (recognition), dan status.
Kebutuhan harga diri ini dapat terungkap dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi kerjanya. Keinginan untuk didengar dan dihargai perasaannya.
e.  Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan ini menekankan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.
Dalam situasi dan kondisi tertentu, kebutuhan-kebutuhan pada tata tingkat kebutuhan ini dapat menimbulkan motivasi proaktif dan dapat menimbulkan motivasi reaktif. Sistem nilai-nilai yang dimiliki individu dan corak rangsang lingkungan individu yang menentukan motivasi lebih cocok bercorak proaktif atau reaktif. Misalnya, jika nilai “bekerja adalah mulia” merupakan nilai yang sangat dipentingkan dalam sistem nilai pribadi seseorang, maka motivasi kerjanya cenderung proaktif. Sebaliknya jika nilai tertinggi dalam sistem nilainya adalah “taat kepada atasan”, maka motivasi kerjanya cenderung bercorak pasif. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh atasan.
2)   Teori dua faktor
Teori dua faktor juga dinamakan teori hygiene motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Dengan menggunakan metode insiden kritikal, ia temukan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan yaitu :
a.  Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja.
b.      Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
c.  Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.
d.   Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
e.    Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas unjuk kerjanya.
Kelompok faktor yang lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan dan meliputi faktor-faktor:
a.       Administrasi dan kebijakan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.
b.      Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja.
c.       Gaji, derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan unjuk kerjanya.
d.    Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
e.  Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaan.
Kelompok foktor ini dinamakan kelompok hygiene. Kalau faktor-faktor dirasakan kurang atau tidak diberikan maka tenaga kerja akan meras tidak puas (dissatisfied). Tenaga kerja akan banyak mengeluh. jika faktor-faktor hygiene dirasakan ada atau diberikan, maka yang timbul bukanlah kepuasan kerja, tetapi menurut Herzberg, not dissatisfied atau tidak lagi puas.
Faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok faktor motivator cenderung merupakan faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja yang lebih bercorak proaktif, sedangkan faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok faktor hygiene cenderung menghasilkan motivasi kerja yang lebih reaktif.
B.       Teori Motivasi Proses.
1)   Teori penetapan tujuan (Goal Setting Theory)
Locke mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubunga-hubungan anatara niat/intentions (tujuan-tujuan) dengan perilaku.
Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan secara sadar. Menurut Locke, tujuan-tujuan yang cukup sulit, khusus dan yang pertanyaannya jelas dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai.
Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management By Objectives = MBO) menggunaka teori penetapan tujuan ini. Berdasarkan tujuan-tujuan perusahaan, secara berurutan, disusun tujuan-tujuan untuk divisi, bagian sampai satuan kerja yang terkecil, untuk diakhiri penetapan sasaran kerja untuk setiap karyawan dalam kurun waktu tertentu.
Proses penetapan tujuan (goal setting) dapat dilakukan berdasarkan prakarsa sendiri, dapat seperti pada MBO, diwajibkan oleh organisasi sebagai satu kebijakan perusahaan. Bila didasarkan oleh prakarsa sendiri dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja individu bercorak proaktif dan ia akan memiliki keikayan (commitment) besar untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah ia tetapkan. Bila seorang tenaga kerja memiliki motivasi kerja yang lebih bercorak reaktif, pada saat diberi tugas untuk menetapkan sasaran-sasaran kerjanya untuk kurun waktu tertentu, dapat terjadi bahwa keikatan terhadap usaha mencapai tujuan tersebut tidak terlalu besar.
2)   Teori keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams bersibuk diri dengan memberi batasan tentang apa yang dianggap adil atau wajar oleh orang dalam kebudayaan kita ini, dan dengan reaksi-reaksi mereka kalau berada dalam situasi-situasi yang dipersepsikan sebagai adil/wajar.
Salah satu asumsi dari Adams ialah bahwa jika orang melakukan pekerjaannya dengan imbalan gaji/penghasilan, mereka memikirkan tentang apa yang mereka berikan pada pekerjaannya (masukan) dari apa yang mereka terima untuk keluaran kerja mereka. Masukan adalaj segala sesuatu yang dianggap oleh tenaga kerja sebagai yang patut menerima imbalan. Misalnya, macam pendidikan, jumlah jam kerja, pengalam kerja sebelumnya. Keluaran adalah segala jenis hal yang dipersepsikan orang sebagai imbalan terhadap upaya yang diberikan seperti gaji, tunjangan kemaslahatan (fringe benefits) dan penghargaan/pengakua. Teori keadilan mempunyai empat asumsi dasar sebagai berikut:
a.       Orang berusaha untuk menciptajan dan mempertahankan satu kondisi keadilan
b.      Jika dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan ketegangan yang memotivasi orang untuk mengurangi atau meninggalkannya
c.  Makin besar persepsi ketidakadilannya, makin besar motivasinya untuk bertindak mengurangi kondisi ketegangan itu.
d.  Orang yang mempersepsikan ketidakadilan yang tidak menyenangkan (misalnya, menerima gaji terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan (misalnya mendapatkan gaji terlalu besar)


        Keadilan dirasakan ada jika orang yang merasa bahwa perbandingan antara hasil keluarannya dengan masukannya sama dengan perbandingan hasil keluaran orang lain (yang dianggap penting bagi dirinya) dengan masukannya. Sebaliknya kondisi ketidakadilan timbul jika perbandingan antara hasil keluaran kita dengan masukan kita tidak sama besarnya (lebih besar atau lebih kecil) daripada perbandingan hasil keluaran orang lain dengan masukannya.
       Misalnya sekertaris seorang kepala bagian merasa(tidak perlu berarti benar) bahwa berdasarkan kesibukannya sehari-hari ia bekerja jauh lebih keras (sampai sering harus lembur) daripada sekertaris dari kepala bagian lain, sehingga mengharapkan hasil keluaran (gaji) yang lebih besar daripada rekannya. Ia akan merasa tidak adil jika ternyata gaji yang ia terima sama besarnya dengan gaji yang diterima oleh rekannya.
       Jika terjadi persepsi tentang ketidakadilan, menurut teori keadilan orang akan dapat melakukan tindakan-tindakan berikut:
a.       Bertindak mengubah masukannya, menambah atau mengurangi upaya untuk bekerja.
b.      Bertindak untuk mengubah hasil keluarannya, ditingkatkan atau diturunkan
c.       Menggeliat/merusak secara kognitif masukan dan hasil keluarannya sendiri, mengubah persepsinya tentang perbandingan masukan dan hasil keluarannya sendiri
d.      Bertindak terhadap orang lain untuk mengubah masukan dan atau hasil keluarannya
e.       Secara fisik meninggalkan situasi, keluar dari pekerjaan
f.      Berhenti membandingkan masukan dan hasil keluaran dengan orang lain dan mengganti dengan acuan lain atau mencari orang lain untuk dibandingkan
Corak motivasi kerja pada teori keadilan ini termasuk proaktif.   
2.        Pola Kepemimpinan
A.    Otokratik
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Pemimpin dapat memegang kekuasaan yang ada pada tangannya secara mutlak. Dalam gaya ini pemimpin bersikap sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Termasuk ke dalam gaya ini kita menjumpai pemimpin yang mengatakan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh mereka yang dipimpin. Inilah gaya pemimpin diktator, yang dilakukan oleh pemimpin yang mengambil gaya ini hanyalah memberi perintah, aturan, larangan. Mereka yang dipimpin harus tunduk, tata, dan melaksanakan. Menurut gaya ini mereka yang dipimpin dibiasakan setia kepada perintah dan dengan tekun menjalankannya. Gaya kepemimpinan ini hanya baik untuk situasi-situasi di mana keadaan betul-betul kritis. Gaya ini hanya baik untuk situasi yang kacau demi pulihnya tata kehidupan yang aman. Pemimpin otokratik melihat peranannya sebagai sumber sesuatu dalam kehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya.
Dengan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku demikian, seorang pemimpin yang otokratik dalam pratek akan menggunakan gaya kepemimpinan:
-            Menuntut ketaatan penuh bawahannya
-            Menegakkan disiplin dengan kaku
-            Memberikan perintah atau instruksi dengan keras
Kelebihan dan kekurangan dari tipe otokratik ini diantaranya adalah:

a.       Kelebihan
·         Disiplin, rajin dalam bekerja dan bersedia keras
·    Putusan kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan terletak pada satu orang
b.      Kekurangan
·      Anggota organisasi cenderung pasif
·      Kurangnya pembinaan dan pengembangan potensi anggota
·      Mematikan inisiatif dan kreatifitas anggota
·      Munculnya kelompok penentang dari anggota akibat ketidakpuasan
B.     Demokratik
Gaya ini menciptakan suasana yang demokratis. Kepemimpinan demokratik adalah gaya yang dikenal pula partisipatif. Dalam gaya ini pemimpin berusaha membawa mereka yang dipimpin menuju tujuan dan cita-cita dengan memperlakukan mereka sebagai sejajar. Pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap organisasi. Pada gaya kepemimpinan demokratis ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasi sosial. Perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkandan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya. Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, dan bahkan kritik orang lain, terutama para bawahannya
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan tipe demokratik ini diantaranya adalah:
a.       Kelebihan
·  Memberikan kebebasan yang besar kepada kelompok untuk mengadakan kontrol terhadap supervisor.
·      Merasa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan
·    Produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi memungkinkan
·  Pemimpin dan bawahan dapat saling mengenal dan mengerti lebih dalam tentang hubungan kemanusiaan. Bawahan dapat membantu pemimpin dalam menghadapi persoalan, jadi dapat saling mengisi kekurangan.
b.      Kekurangan
·       Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi
·       Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan
·  Memberikan persyaratan tingkat skilled (kepandaian) yang relatif tinggi bagi pemimpin
·       Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada kedua belah pihak karena jika tidak menimbulkan kesalahpahaman.
C.     Laissez Faire
Kepemimpinam Laissez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaannya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Dalam kepemimpinan Laissez Faired merupakan pimpinan ofisial, karyawan menetukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan. Supervisi dan koordinasi. Staff/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal. Peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan kehendak masing-masing pula. Pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok serta bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahan. Pemimpin tidak membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hanya sedikit melakukan kontak atau hubungan dengan para bawahan sehingga bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian yang tinggi. Gaya ini dapat bekerja dengan baik hanya pada bidang yang kecil, atau bilamana anggota-anggota dari kelompok memiliki tingkat pendidikan yang sama dengan pemimpinnya dan pemimpin melakukan tugas yang sama dengan anggota-anggotanya.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari tipe kepemimpinan Laissez Faired:
a.       Kelebihan
·      Pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi keputusan bersama.
·      Ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan kemampuannya, daya kreativitasnya untuk memikirkan dan memecahkan serta mengembangkan rasa tanggungjawab
·      Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang dianggap penting sehingga proses penyelesaiannya lebih cepat
b.      Kekurangan
·      Tidak mampu melakukan koordinasi dan pengawasan yang baik
·      Tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak disengani bawahan
·      Bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku dari bawahan serta mengakibatkan salah tindak dan memakan banyak waktu bila bawahan kurang pengalaman.





DAFTAR PUSTAKA
Mangunhardjana.SJ, A.M. (1976). Kepemimpinan. Yogyakarta:Kanisius

Munandar, A.S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press.

Jumat, 10 Oktober 2014

PSIKOLOGI MANAJEMEN

I.                  Unsur Psikologis dalam Manajemen

a.       Unsur Kognitif (Kemampuan Berfikir)
-      Daya tangkap kognitif untuk memahami tugas (baik melalui kalimat, simbol ataupun angka).
-    Daya berfikir yang konseptual (membangun konsep berfikir yang menyeluruh dan sistematis)
-   Daya analisa berfikir (menciptakan hasil pemikiran yang tepat untuk selesaikan masalah).

b.      Unsur Sikap Kerja (Kemampuan Menanggapi Tuntutan Pekerjaan)
-          Ketahanan terhadap tekanan (daya tahan stres)
-          Cara kerja yang tepat untuk selesaaikan pekerjaan
-          Kemauan untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskan.
-          Ketelitian dalam melakukan pekerjaan

c.       Unsur Kepribadian (kemampuan mengelola diri pribadi)
-          Daya penyesuaian diri (adaptasi)
-          Kemampuan menjalin interaksi dan hubungan yang baik
-          Kemauan untuk bekerja sama
-          Kemampuan untuk memimpin

II.               Perilaku yang Muncul dalam Manajemen
a.       Planning (perencanaan)
-    Perilaku yang bisa mengarahkan proses kognitifnya untuk menangkap arah dan instruksi kerja
-     Membuat konsep berfikir yang logis dan juga kognitif yang bisa dilibatkan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan
-          Menetapkan tujuan dan target bisnis
-          Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
-          Menetukan sumber-sumber daya yang diperlukan
-          Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan terget bisnis.

b.      Organizing (Pengorganisasian)
-          Mengalokasikan sumber daya
-          merumuskan dan menetapkan tugas.
-          Menetapkan prosedur yang diperlukan
-          Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
-          Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kerja
-          Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

c.       Actuating
-          Melakukan pengarahan
-          Memberikan bimbingan
-          Menjaga atau mempertahankan komunikasi
-       Memotivasi setiap karyawan agar melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran dan tugas dan tanggung jawabnya
-          Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
-          Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

d.      Controlling
-     Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
-   Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
-    Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

III.           Sistem Manajemen Perusahaan Manufaktur
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Calon karyawan diseleksi oleh kantor pusat sesudah lolos seleksi ,  calon karyawan ditempatkan di cabang-cabang toko yang telah ditentukan oleh kantor pusat, kemudian dicabang toko tersebut calon karyawan diinterview oleh store manajer untuk ditentukan posisi apa yang cocok untuk calon karyawan tersebut. sesudah lolos karyawan tersebut diberikan peraturan-peraturan yang ada dan diberitahukan shift berapa karyawan itu bekerja. Penentuan shift ditentukan oleh masing-masing divisi, misalnya karyawan tersebut kerja dibagian kasir jadi yang mengatur kepala kasirnya. Di toko tersebut terdapat 2 shift , shift 1 dari jam 07:00 – 14:00 , shift 2 dari jam 14:00 – 22:00.

Manajemen logistik
Barang-barang yang ada di dalam toko itu tentunya sudah didistribusikan dari pusat langsung dan dituju ke cabang-cabang toko. Pengiriman barang terjadi dua hari sekali. sesampainya barang disana karyawan toko menurunkan barang-barang yang dikemasi oleh box-box yang berada dalam truck dan dibawa masuk kedalam toko tersebut lalu supir memberikan berkas atau kertas faktur kepada karyawan untuk mengecek atau diperiksa berdasarkan nama merk dan jumlah barang. Jika terjadi kelebihan pengiriman barang maka dituliskan BL (barang lebih) didalam kertas faktur dan apabila terjadi kekurangan pengiriman barang maka dituliskan BK (barang kurang) didalam kertas faktur tadi supaya bisa dikirim pada pengiriman selanjutnya.

Display
Salah satu daya tarik pada toko adalah penataan barang dagangannya. Melalui berbagai bentuk penyajian barang dagangan pada bernagai model rak display maka menjadikan suasana toko menjadi menimbulkan daya tarik yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan.
Unsur yang dilakukan dalam penataan barang dagangan ditoko, dengan memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang, kerapihan dan keindahan dengan tujuan mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membeli
Dalam membuat display harus pula memperhatikan pengaturan tempat atau space manajemen yaitu sistem pengaturan barang dengan mengoptimalkan pemakaian ruangan yang tersedia sehingga menghasilkan nilai lebih .
Macam-macam format yang digunakan oleh toko :
a.       Vertikal Display
Cara display dengan susunan barang tegak dalam rak.

b.      Floor Display
Cara display dengan menggunakan lantai sebagai dasar, tanpa terikat suatu rak tertentu. Biasanya cara display seperti ini digunakan untuk produk-produk yang sedang diskon atau promo.

c.       Impulse Buying Product Display
Adalah display yang ditempatkan pada posisi yang strategis mudah dijangkau banyak dilalui pengunjung dengan harapan orang yang lewat tergerak untuk membeli. Display ini berada di dekat kasir.

Keuangan
Laporan keuangan distorkan oleh karyawan kasir kepada kepala kasir setiap pergantian shift.

Manajemen Keamanan
Keamanan di toko terdapat satpam yang berkeliling untuk mengecek keamanan toko dan disertai cctv disetiap sudut dalam toko dan di luar toko untuk menjaga keamanan kendaraan yang sedang terparkir, selain cctv kendaraan juga dijaga oleh petugas parkir di toko tersebut.


;;

Template by:
Free Blog Templates

Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates