Jumat, 09 Agustus 2013

Prospek Kerja Psikologi

Banyak orang yang bilang ngapain sih kuliah ngambil psikologi ? emang kerjanya apa nanti ? oke disini saya akan membahas tentang prospek kerja psikologi
Sebelumnya saya akan membahas cabang-cabang ilmu psikologi terlebih dulu :        
     1.      Psikologi Perkembangan        : Perilaku seseorang dari lahir sampai lanjut usia
     2.      Psikologi Sosial                   :  - Pengaruh sosial terhadap proses individu
                                                                 -  Proses-proses individual bersama
                                                                 -  Interaksi kelompok
3.      Psikologi Klinis              : Penerapan psikologi dalam memahami mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu keambang normal
4.      Psikologi Industri dan Organisasi (PIO)         : memfokuskan pada pengembangan , mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu kerjaan yang dikerjakan oleh individu.
5.      Psikologi Pendidikan             : menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik.

Prospek kerja :
1.    Psikologi Perkembangan        : bisa jadi dosen , jadi psikologi anak/ remaja/lansia, jadi konsultan.
2.    Psikologi sosial                       : bisa kerja di partai politik , menjadi anggota DPR, bisa kerja di LSM
3.    Psikologi Klinis                      : bisa bekerja di rumah sakit
4.    Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) : bisa menjadi konsultan , bekerja di bagian HRD.
5.    Psikologi Pendidikan             : bisa menjadi dosen atau guru BK

Oh iya saya juga mau menambahkan bedanya psikiater dan psikolog
Menurut pendapat saya sih psikiater itu bisa memberikan resep-resep obat sedangkan psikolog itu hanya bisa memberikan solusi atau masukan-masukan tidak bisa memberikan obat.
Psikiater itu awalnya jurusan dokter dan mengambil spesialis kejiawaan sedangkan psikolog itu bisa dari jurusan S1 psikologi.

Seseorang dengan  jurusan psikologi untuk mendapatkan gelar S.Psi harus melanjutkan ke S2 terlebih dahulu. 

Kamis, 01 Agustus 2013

Arti Sebuah Persahabatan

Arti Sebuah Persahabatan

Apa yang kita alami demi sahabat kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan. Tetapi itu yang membuat persahabatan mempunyai nilai indah. Persahabatan sering mengalami berbagai percobaan, tetapi pesahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu.
Persahabatan sering diwarnai dengan berbagai pengalaman suka-duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak ,namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Seorang sahabat akan memberanikan diri untuk  menegur sahabatnya sendiri jika melakukan kesalahan.
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis  tetapi membutuhkan proses yang panjang , mencari seorang sahabat tidak seperti mencari seorang teman, teman bisa kita temukan di mana saja tapi teman tidak selalu mengerti kondisi kita. melainkan sahabat , sahabat yang baik selalu ada dalam suka dan duka. Makna persahabatan Khalil Gibran “sahabat adalah kebutuhan jiwa yang mesti terpenuhi dialah ladang hati yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan rasa penuh terimakasih, dan dia pula lah naungan dan pendiangmu , karena kau menghampirinya saat hati rapuh dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian”
Banyak orang yang telah menikmati indahnya persahabatan namun dengan tak sadar ia menghancurkan persahabatnya demi seorang kekasih. Sahabat yang baik tidak akan meninggalkan sahabatnya sendiri demi seorang kekasih. Meskipun kekasih itu adalah pendamping , kekasih tidak selalu setia mendampingi kita saat kita benar-benar membutuhkan dia, melainkan sahabat dalam kondisi apapun dia tetap mendampingi kita. Kekasih tega membuat kita meneteskan air mata karenanya, tapi sahabat tidak tega melihat kita menangis bahkan sahabatlah yang menghapus air mata kita dan beribu-ribu cara yang dilakukan sahabat untuk menghibur kita supaya tidak menangis lagi karena seorang sahabat tidak akan pernah rela melihat sahabatnya sampai terluka.

Jadi jangan pernah sekali-kali meninggalkan sahabat demi seorang kekasih, karena sahabat yang selalu mengerti kita dalam kondisi apapun,  suka maupun duka, dan sahabat selalu ada saat kita sedang rapuh dan butuh support. Persahabatan itu indah dan sungguh agung nilainya. Persahabatan itu bisa diibaratkan sebagai tubuh kita, jika salah satu bagian terluka maka seluruh tubuh kita akan ikut mersakannya.

   5.   Percobaan                               :   Indera Penglihatan
  Nama percobaan                    :   Diplopia atau Benda Rangkap.
  Nama Subjek Percobaan       :   Desy Amalina
  TempatPercobaan                  :   Laboratorium Psikologi Faal
a.   TujuanPercobaan            :  Untuk membuktikan terjadinya diplopia atau adanya  titik, titik disparat.
b.         DasarTeori                     :   Diplopia atau pengelihatan ganda paling sering akibat dari salah penyejajaran poros pengelihatan yaitu pergeseran atau deviasi mata. Diplopia ini lazim ada pada heteroforia, pada heteroforia yang baru terjadi (terutama bila disebabkan oleh kelumpuhan saraf didapat).
c.       Alat yang Digunakan        :   Bolpoin
d.      JalannyaPercobaan           : 1.1 letakkan bolpoin didepan mata ,kemudian tekan
                                                  bagian kelopak mata
e.      HasilPercobaan                : 1.1 Hasil Individu
bolpoin akan terlihat berbayang seperti rangkap 2.
1.1  Hasil sebenarnya
Benda terlihat rangkap / double
f.       Kesimpulan             :  Diplopia atau pengelihatan ganda paling sering akibat dari salah penyejajaran poros pengelihatan yaitu pergeseran atau deviasi mata.

g.      DaftarPustaka                 : 

    4. Percobaan                              :  Indera Penglihatan
  Nama Percobaan                   :  Membedakan Warna dan Pencampuran
Warna Secara Objektif
  Nama Subjek Percobaan      :  Desy Amalina
  Tempat Percobaan                :  Laboratorium Psikologi Faal
a.   TujuanPercobaan          :  Untuk mengetahui apakah seseorang dapat
membedakan warna atau buta warna.
b.   Dasar Teori             :  Pengelihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam sel kerucut sehingga sel kerucut/conus menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna biru, merah, dan hijau.
                                                   Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah dari Young, yang kemudian dikembangkan dan diberi dasar eksperimental yang lebih mendalam oleh Helmholtz. Menurut teori ini ada tiga jenis sel kerucut yang masing-masing beraksi secara maksimal terhadap suatu warna yang berbeda. Oleh sebab itu menurut teori ini ada 3 macam conus, yaitu:
1.         Conus yang menerima warna hijau
2.         Conus yang menerima warna merah
3.         Conus yang menerima warna biru
Ketiga macam conusitu mengandung zat photokemis yaitu substansi yang dapat dipecah oleh sinar matahari. Jika ketiga macam conus itu mendapat rangsang bersama-sama, maka terlihatlah warna putih. Warna-warna lain adalah kombinasi dari 3 warna dasar itu dengan perbandingan berbeda-beda.
Variasi dari buta warna yang dibawa sejak lahir cukup
nyata, antara lain:
a) Akromatisme atau Akromatopsia, adalah kebuataan  warna total dimana semua warna dilihat sebagai tingkatan warna abu-abu
b) Diakromatisme, adalah kebutaan tidak sempurna yang menyangkut ketidakmampuan untuk membedakan warna-wama merah dan hijau. Untuk kesimpangsiuran warna ini ada tiga tipe, yaitu:
- Deutrinophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut hijau sehingga ia tidak dapat melihat warna hijau.
- Protanophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut merah sehingga ia buta warna merah
- Tritanophia, yaitu kondisi yang ditandai oleh ketidakberesan dalam warna biru dan kuning dimana conus biru atau kuning tidak peka terhadap suatu daerah spectrum visual
Menurut Hering, buta warna partial disebabkan karena orang tua tidak mempunyai substansi warna merah-hijau (daltonis).Umumnya orang menderita buta warna merah-hijau, sedangkan buta warna kuning-hitam jarang terjadi, juga penderita buta warna yang total jarang terjadi karena itu jarang ada individu yang tidak mempunyai substansi fotochemis sarna sekali. Hering juga menyatakan bahwa ada 3 macam substansi fotochemis yang memiliki 6 macam kualitas dan dapat memberikan 6 macam sensasi. Substansi ini dapat dipecah dan dapat dibangun oleh rangsang-rangsang tertentu. Ke-2 macam substansi itu adalah:
- Substansi putih/hitam
- Substansi merah/hijau
- Substansi kuning/biru
Untuk menyelidiki apakah seseorang menderita buta warna atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai macam tes, antara lain:
a) TES HOLMGREN, yaitu tes kemampuan membedakan warna (caranya, pemeriksa mengambil sekumpulan benang-benang wol berturut-turut seutas dengan warna hijau, merah, ungu, dan kuning, kemudian subjek yang diperiksa diminta untuk mencari gulungan benang yang warnanya sarna).
c.   Alat yang digunakan     :   Kaca biasa, benang wol berbagai warna, kertas berwarna merah, hijau, kuning, dan  biru.
d.      Jalannya Percobaan       :    1.1   Pencampuran warna menggunakan kertas warna
Kertas warna penggabungan biru merah, biru  kuning dan merah kuning dan ditengah-tengah kertas warna yang sudah digabungkan menjadi dua-dua taruh kaca ribben dan lihat percampuran warna pada pantulan kaca ribben.

1.2    Pencampuran warna menggunakan benang woll
Terdapat berbagai warna benang woll dibawah kaca dan kita diminta untuk mengamati selama 15 detik dan setelah diamati kita disuruh mencocokan warna yang sesuai dengan benang woll yang terletak dibawah kaca tersebut.
e.      Hasil Percobaan              :   1.1    Hasil Individu
1.1.1        Biru + Merah = Ungu
Biru + kuning = hijau
Merah + kuning = orange
1.1.2        Benar 5
1.2 Hasil Sebenarnya
1.2.1    merah + biru = ungu
merah + kuning = orange
kuning + biru = hijau
1.2.2  percobaan benang woll disebut sebagai uji Holmgren.
c.                                                                              f.    Kesimpulan                     :     Jadi, Pengelihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam sel kerucut, Untuk menyelidiki apakah seseorang menderita buta warna atau tidak dapat dilakukan dengan test Holmgren dan test isahara

d.                                                                                   g. Daftar Pustaka                  :  

    3.  Percobaan                              :  Indera Penglihatan
  Nama Percobaan                   :  Visus atau Ketajaman Mata
  Nama Subjek Percobaan      :  Desy Amalina
  Tempat Percobaan                :  Laboratorium Psikologi Faal
a.   TujuanPercobaan           :  Untuk mengetahui penglihatan seseorang
b.   Dasar Teori                   :  Visus Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat dengan baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan ini lah yang disebut visus.Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan visus adalah:
a. Sifat fisis mata , meliputi ada tidaknya berasi (kegagalan sinar untuk berkonvergensi atau bertemu disatu titik focus setelah melewati suatu system optik), besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi objek, dan mekanisme akomodasinya dengan elastisitas muscul usciliarisnya yang dapat menyebabkan ametropia yang meliputi :
1)   Myopia, sinar sejajar axis pada mata tak  berakomodasi akan memusat di muka
 retina, sehingga bayangan kabur. Dapat disebabkan oleh:
-       axis terlalu panjang
-   kekuatan refraksi lensa terlalu kuat
2)   Hypermetropia, sinar sejajar axis pada mata yang tak berakomodasi akan memusat di belakang retina, sehingga bayangan kabur. Dapat disebabkan oleh:
-   axis bola mata terlalu pendek
-  kekuatan refraksi lensa kurang kuat
3)   Astigmatisma, kesalahan refraksi system lensa mata yang biasanya disebabkan oleh komea yang berbentuk bujur sangkar atau jarang-jarang
Untuk mengetahui visus adalah dengan menggunakan suatu pecahan matematis yang menyatakan perbandingan 2 jarak, yang juga merupakan perbandingan ketajaman penglihatan seseorang dengan ketajaman penglihatan orang normal. Dalam praktek digunakan optotype dari Snellen yang rumusnya adalah sebagai berikut:
V =   d
          D
Keterangan:  
V = Visus
d =  jarak antaraoptotypedengansubjekyangdiperiksa
D = jarak sejauh mana huruf-huruf masih dapat dibaca mata normal
c.      Alat yang digunakan       :   Optotype Snellen
d.      Jalannya Percobaan      :  1.1 berdiri didepan optotype snellen yang  berjarak 3,5 meter dan mata sebelah kita ditutup secara bergantian dan kita diminta untuk menyebutkan yang huruf dan warna yang ditunjuk oleh asisten
e.       Hasil Percobaan              :   1.1 Hasil Individu
1.1.1        Skala yang didapat :
kanan = 15
kiri     = 15
1.1.2        Visus yang didapat :
kanan = 3,5/15
 kiri    = 3,5/15
1.2     Hasil sebenarnya
1.2.1               V=d/D

Keterangan :
V=  Visus/Ketajaman
d=   Jarak optotype snellen dengan subjek
D= Skala terjauh mana mata normal masih bisa terbaca

f.      Kesimpulan                      :     Jadi, Visus Untuk dapat melihat, stimulus (cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina kemudian diteruskan ke pusat penglihatan (fovea centralis). Untuk dapat melihat dengan baik perlu ketajaman penglihatan. Ketajaman penglihatan disebut juga dengan visus.


g.       Daftar Pustaka                : 


     2. Percobaan                              :  Indera Penglihatan
   Nama Percobaan                   :  Aliran Darah pada Retina
   Nama Subjek Percobaan      :  Desy Amalina
   Tempat Percobaan                :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      TujuanPercobaan              :  Untuk melihat bahwa pada mata terdapat
eritrosit yang berjalan sepanjang pembuluh
darah arteri atau vena
b.      Dasar Teori                      :  
c.       Alat yang digunakan        :   Senter dan Kaca Ribben
d.      Jalannya Percobaan         :  1.1 Melihat Aliran Darah Subjek Pada Retina secara langsung
Subjek diminta untuk melirik kesebelah kanan dan kita menyenteri retina subjek (berwarna putih)
1.2 Melihat Aliran Darah Subjek pada Retina melalui kaca Ribben
Subjek diminta melirik kesebelah kanan dan kita meletakan kaca ribben didepan mata subjek lalu kita menyenteri mata subjek tepat dibagian retinanya

e.      Hasil Percobaan               :    1.1 Hasil Individu
1.1.1  Pada saat retina disenteri secara langsung terdapat pembuluh darah yang tebal dan bergerak cepat.
1.1.2  Pada saat retina disenteri dan dibatasi oleh kaca ribben pembuluh darah terlihat tipis karena terhalang oleh kaca ribben.


1.2  Hasil Sebenarnya
1.2.1 jika praktikan melirik kekiri dari arah kanan matanya disenter atau sebaliknya, maka, para retina akan terlihat pembuluh arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung keseluruh tubuh disebut juga pembuluh nadi) atau vena (pembuluh balik) yang bergerak sehingga pada retina terlihat merah
1.2.1     karakteristik pembuluh darah arteri aliran darah lebih tebal dan cepat fungsi membawa darah dari jantung keseluruh tubuh. Karakteristik pembuluh vena aliran darahnya lebih lambat dan tipis fungsi membawa darah kejantung.


f.       Kesimpulan                      :    
g.        Daftar Pustaka                :     

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa         : DiellaPutri P
NPM                              : 12512085
Tanggal Pemeriksaan  : 27 April 2013
Nama Asisten    : 1.
                              2.
Paraf Asisten     :
     1.     Percobaan                           :  Indera Penglihatan
            Nama Percobaan                 :  Reaksi Pupil
            Nama Subjek Percobaan    :  Desy Amalina
           Tempat Percobaan               :  Laboratorium Psikologi Faal
a.         TujuanPercobaan         :  Untuk mengetahui serta memahami reaksi-reaksi yang
Terjadi pada pupil mata
b.         Dasar Teori                  :    Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, pupil berfungsi membantu iris mengatur intensitas cahaya yang masuk kedalam mata, lebar pupil diatur oleh iris ssuai dengan intensitas cahaya yang masuk. Pada saat gelap atau remang-remang (intensitas cahaya kecil), iris mengendur sehingga pupil membesar akibatnya, lebih banyak cahaya yang masuk kemata sehingga kita dapat melihat sesuatu dalam keadaan gelap atau remang-remang. Pada saat cahaya terang(intensitas cahaya besar) iris mengencang sehingga pupil mengecil. Akibatnya, cahaya yang masuk berkurang. Fungsi pupil adalah pintu untuk cahaya yang akan masuk ke mata. Gerakan pupil dikontrol oleh system saraf parasimpatis dan simpatis .

Ukuran pupil tergantung beberapa factor antara lain umur, tingkat kesadaran, kuatnya penyinaran, dan tingkat akomondasi. Perubahan diameter pupil dipengaruhi oleh aktivitas jaras (neuron) eferen serabut simpatis dan parasimpatis. Fungsi saraf sumpatik adalah dilatasi pupil dengan efek yang kurang bermakna pada otot siliaris sedangkan fungsi saraf parasimpatik untuk miosis pupil dengan efek terhadap kontraksi M.siliaris serta efek akomodasi. Jadi diameter pupil ditentukan oleh aksi antagonistic antara M.sfingter pupiliae dan M.dilator pupiliae. Otot kedua ini peranannya kecil.
Reaksi pupil terhadap cahaya kemungkinan berasal dari jaras (neuron) yang sama dengan jaras (neuron) rangsang cahaya yang ditangkap oleh sel kerucut dan batang, yang mengakibatkan sinyal visual ke korteks oksipital.

c.       Alat yang digunakan       :   Cermin, Senter, Sedotan
d.      Jalannya Percobaan       :   1.1 Melihat reaksi pupil subjek secara langsung.
Kita menatap mata subjek yang ditengah-tengah mata kiri dan kanan dibatasi oleh tangannya, lalu senter mata subjek secara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect)
1.2  Melihat reaksi pupil subjek melalui sedotan.
Kita menaruh sedotan didepan mata subjek lalu senteri mata subjek dan kita melihat mata subjek dari lubang sedotan yang diberi cahaya dari senter.
1.3 Melihat reaksi pupil melalui cermin.
Kita lihat bagian mata kita menggunakan cermin lalu senteri pada bagian mata kita tepat mengenai bagian pupil.
e.       Hasil Percobaan              :   1.1 Hasil Individu
1.1.1        pupil akan mengecil lebih cepat jika terkena cahaya secara tiba-tiba sedangkan pupil yang tidak terkena cahaya tiba-tiba pupil akan mengecil secara lambat

Direct
Indirect
Kiri
+
-
Kanan
+
-

1.1.2        Pada saat pupil menerima cahaya dari senter, pupil akan mengecil
1.1.3        Pada saat mata melihat cermin secara langsung dan disenteri cermin tepat dibagian mata maka pupil akan mengecil secara perlahan.

1.2  Hasil Sebenarnya
1.2.1        Mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba pupil akan mengecil cepat dan iris mendekat cepat mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba pupil mengeceil secara lambat dan iris juga mendekat secara lambat.
1.2.2        Pupil mata tergantung iris (semacam otot kecil)
Sifat iris ada 2 yaitu :
a.   Mendekati jika cahaya masuk terlalu terang
b.   Menjauhi ketika cahaya masuk terlalu redup
1.2.3        jika mata tidak siap jika terkena cahaya, pupil mengecil secara langsung namun jika siap terkena cahaya pupil mengecil secara perlahan.
f.        Kesimpulan                      :     Jadi, Pupil membantu iris mengatur intensitas cahaya yang masuk kedalam mata,  dan jika mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba pupil akan mengecil dan iris mendekat cepat mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba pupil mengeceil secara lambat dan iris juga mendekat secara lambat
g.       Daftar Pustaka                :    





;;

Template by:
Free Blog Templates

Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates